Kamis, 25 April 2013

Perawatan Bayi Baru Lahir

A.    Pengertian Bayi Baru Lahir (Normal)

       Masa neonatal masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran. Bayi adalah anak yang belum lama lahir. Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2.500-4000 gram. Bayi adalah individu baru yang lahir di dunia. Dalam keadaannya yang terbatas, maka individu baru ini sangatlah membutuhkan perawatan dari orang lain. Bayi Baru Lahir adalah janin yang lahir melalui proses persalinan dan telah mampu hidup di luar kandungan.

Ciri-Ciri Bayi Normal

a.   BB 2500 – 4000 gram
b.   Panjang lahir 48 – 52 cm
c.   Lingkar dada 30 – 38 cm
d.  Lingkar kepala 33 – 36 cm
e.   Bunyi jantung pada menit pertama 180x/menit, kemudian heran 120 – 140 x/menit.
f.   Pernafasan pada menit pertama 80x/menit, kemudian turun menjadi 40x/menit.
g.   Kulit kemerah-merahan dan licin.
h.   Rambut lanago tidak terlihat, rambut kepala sudah sempurna.
i.    Kuku agak panjang dan lemas.
j.    Genetalia, labia mayora sudah menutupi labra minora (perempuan) testis sudah turun di   dalam scrotum   (laki-laki).
k.   Reflek hisap dan menelan sudah terbentuk baik.
l.    Reflek moro baik, bila dikagetkan bayi akan memperlihatkan gerakan seperti memeluk.
m.  Graff reflek baik, bila diletakkan beda pada telapak tangan bayi akan menggenggam.
n.   Eliminasi baik, urine dan mekonium keluar dalam 24 jam pertama.
 
 
B.    Penanganan Bayi Baru Lahir

1)      Membersihkan jalan nafas

Bayi normal akan segera menangis spontan segera sesudah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara:
a.    Meletakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
b.   Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher bayi lurus dan kepala tidak menekuk, posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
c.     Bersihkan hidung, mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibungkus dengan kassa steril.
d.    Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar, dengan rangsangan ini biasanya bayi akan segera menangis.
 
- Kekurangan zat asam pada bayi baru lahir akan menyebabkan kerusakan otak.
Sangat penting membersihkan jalan nafas, sehingga upaya bernafas tidak akan menyebabkan aspirasi lendir (masuknya lendir ke paru-paru).
•    Alat penghisap lendir mulut atau penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen dengan selangnya haris selalu siap di tempat.
•    Segera lakukan usaha penghisap mulut dan hidung.
•    Petugas harus memantau dan mencatat usaha nafas yang pertama.
•    Warna kulit, adanya cairan atau mekanium dalam hidung atau mulut harus diperhatikan.
 
- Bantuan untuk memulai pernafasan mungkin diperlukan untuk mewujudkan ventilasi yang adekuat.
•    Dokter atau tenaga medis lainnya hendaknya melakukan pemompaan bila setelah 1 menit bayi tidak benafas.

2)      Penilaian bayi waktu lahir (assessmant at birth)
Keadaan umum bayi dimulai 1 menit setelah lahir dengan penggunaan nilai APGAR. Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita asfiksia atau tidak. Setiap penilaian diberi angka 0,1 dan 2 dari hasil penilaian tersebut apakah bayi normal (vigorous baby = nilai apgar 7-10), asfiksia sedang-ringan (nilai apgar 4-6) atau asfiksia berat (nilai apgar 0-3). Bila nilai apgar dalam 2 menit belum mencpai nilai 7, maka harus dilakukan tindakan resasitasi lebih lanjut. Oleh karena bila bayi menderita asfiksia lebih dari 5 menit, kemungkinan terjadi gejala-gejala neurologik lanjutan kemudian hari lebih besar. Berhubungan dengan itu, menurut apgar dilakukan selain pada umur 1 menit juga pada umur 5 menit.

3)      Memotong tali pusar
Pemotongan tali pusat menyebabkan pemisahan fisik terakhir antara ibu dan bayi, tali pusat dipotong sebelum dan sesudah plasenta lahir tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali apabila bayi tidak menangis, maka tali pusat segera dipotong untuk memudahkan melakukan reusitasi.

Tali pusat diklem dengan klem steril dengan jarak 3 cm dari tali pusat bayi lakukan pengarutan pada tali pusat dari ke klem ke arah ibu, dan kemudian pasang klm kedua pada sisi ibu 2 cm dari klem pertama, pegang tali pusat diantara kedua klem tersebut dengan tangan kiri sedangkan tangan kanan memotong tali pusat diantara kedua klem dengan gunting tali pusat steril, kemudian ikat puntung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan menggunakan benang steril atau penjepit tali pusat, lalu pengikat kedua dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi-sisi yang berlawanan atau pengikatan dapat pula menggunakan klem tali pusat dari plastik luka tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan alkohol 70% serta dibaluk kassa steril. Pembalut tersebut diganti setiap hari dan setiap tali pusat basah/kotor. Atau juga bisa menggunakan triplel T (larutan berwarna biru) tanpa dibalut oleh kasa steril. Tali pusat harus dipantau dari kemungkinan terjadinya perdarahan tali pusat.

4)      Mempertahankan suhu tubuh bayi

Pada waktu bayi lahir, bayi mampu mengatur secara tetap suhu tubuhnya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat, bayi baru lahir harus dibungkus dengan kain hangat karena suhu tubuuh bayi merupakan tolak ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai tubuhnya stabil.

Mekanisme kehilangan panas:
a.       Evaporasi adalah cara kehilangan panas yang utama pada tubuh bayi.
b.     Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dan permukaan yang dingin.
c.       Konveksi adalah kehilangan panas pada saat bayi terpapar dengan udara sekitar yang lebih dingin.
d.     Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi pada saat bayi ditempatkan dekat benda-benda yang mempunyai temperatur lebih rendah dari temperatur tubuh bayi.

Cara pencegahan kehilangan panas:
a.      Keringkan bayi secara seksama.
b.      Selimut bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat.
c.      Tutup bagian kepala bayi.
d.      Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.
e.      Jangan segera menimbang atau memandikan bayi.
f.       Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.
5)      Memberikan vitamin K

Untuk mencegah perdarahan karena defesiensi vitamin K maka setiap bayi yang baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1 mg/hari selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tingi diberi vitamin K parenferal dosis 0,5 – 1 mg (1 M).

6)      Memberi obat salep/tetes mata

Tetes mata/salep antibrotika yang diberi dalam waktu 2 jam pertama setelah kelahiran. Obat yang diberikan berupa tetes mata (larutan perat nitrat 1%) atau salep (salep mata eritromisin 0,5%) salep/tetes mata yang diberikan dalam 1 garis lurus, mulai dari bagian mata yang paling dekat dengan hidung bayi menuju bagian luar mata.

7)      Identifikasi bayi

Identifikasi byai segera lakukan segera setelah bayi lahir dan ibu masih berdekatan dengan bayinya dikamar bersalin. Tanda pengenal bayi bisa menggunakan cap jari atau telapak kaki. Tanda pengenal bayi umumnya menggunakan secarik kertas putih atau berwarna merah/biru tergantung jenis kelamin dan ditulis nama (bayi nyonya), tanggal lahir, nomor bayi, unit. Setelah itu kertas dimasukkan dalam kantong plastik dengan pita diikatkan pada pergelangan tangan ibu, pengikatan pita hanya dapat dilepas atau digunting. Di setiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama, tanggal lahir, nomer identifikasi.

8)      Pemantauan bayi baru lahir

Tujuannya yaitu untuk mengetahui bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan, serta tindak lanjut petugas kesehatan.
 
a.       Dua jam pertama sesudah lahir, yang dipantau:
o    Kemampuan menghisap.
o    Bayi tampak aktif atau lunglai.
o    Bayi kemerahan atau biru.
 
b.      Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya, yang dipantau:
o    Bayi kecil masa kehamilan atau kurang bulan.
o    Gangguan pernafasan.
o    Hipofernia.
o    Infeksi.
o    Cacat bawaan atau trauma lahir.


C.    Pengkajian Fisik Pada Bayi Baru Lahir
 
  • Pertama, seorang petugas mengkaji keadaan umum bayi; melihat cacat bawaan yang jelas tampak seperti hidrosefal, mikrosefali, anensefali, keadaan gizi dan maturitas, aktivitas tangis, warna kulit, kulit kering/mengelupas, vernik caseosa, kelainan kulit karena fravina lahir, toksikum, tanda-tanda metonium, dan sikap bayi tidur.
  • Langkah kedua, pertugas melakukan pemerikasaan pada kulit. Ketidakstabilan vasomotor dan kelambatan sirkulasi perifer ditampakan oleh warna merah tua atau biru keunguan pada bayi yang menangis. Yang warnanya sangat gelap bila penutupan gloris mendahului tangisan yang kuat dan oleh sianosis yang tidak berbahaya.
  •  Pada pemeriksaan kepala bisa dilihat; besar, bentuk, molding, sutura tertutup/melebar, kaput suksedanium, hematoma – sefaldan karnio tabes.
  • Pada pemeriksaan telinga dapat mengetahui kelainan daun/bentuk telinga.
  • Pada pemeriksaan mata yang bisa dinilai perdarahan sukonjugtiva, mata yang menonjol, katarak, dan lain-lain.
  • Mulut dapat menilai apakah bayi; labioskisis, labioynatopalatoskisis, tooth-buds, dan lain-lain.
  • Leher; hematoma, duktis tirolusus, higromakoli.
  •  Dada; bentuk, pembesaran buah dada, pernafasan retraksi interkostal, sifoid, merintih, pernafasan cuping hidung, bunyi paru.
  • Jantung; pulsasi, frekuensi bunyi jantung, kelainan bunyi jantung.
  •  Abdomen; membuncit, (pembesaran hati, limpa, tumor, asites), skafoid (kemungkinan bayi mengalami hernia diafragmatika atau atresia esofagis tanpa fistula), tali pusat berdarah, jumlah pembuluh darah tali pusat, warna dan besar tali pusat, hernia di pusat atau di selangkang.
  •  Alat kelamin; tanda-tanda hematoma karena letak sungsang, testis belum turun, fisnosis, adanya perdarahan/lendir dari vagina, besar dan bentuk klitoris dan labia minora, atresia ani.
  • Tulang punggung; spina bifida, pilonidal sinus dan dumple.
  • Anggota gerak; fokomeria, sindaktili, polidaktili, fraktor, paralisis talipes dan lain-lain.
  • Keadaan neuramuskular; refleks moro, refleks genggam, refleks rootingdan sebagainya: tonus otot, tremor.
  • Pemeriksaan lain-lain; mekonium harus keluar dalam 24 jam sesudah lahir, bila tidak harus waspada terhadap atrersia ani/obstruksi usus. Urine harus ada juga pada 24 jam. Bila tidak ada harus diperhatikan kemungkinan obstruksi saluran kencing.

D.    Pemberian ASI


    Hal pertama yang harus dilakukan sang ibu ketika pertama kali melahirkan sang buah hati adalah memberikan ASI. Karena ASI merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, selain itu asi juga mengandung kolostrum yang bisa memberikan antibodi yang berguna untuk kekebalan tubuh sang buah hati. Berikan ASI sesering mungkin, untuk menghindari gejala bayi kukning. Pemberian ASI tidak harus terjadwalkan, berikan Asi sesering mungkin karena rasa lapar adalah pengalaman pertama sang buah hati yang baru lahir.

Berapa kali dan Berapa Lama Pemberian ASI Pada Bayi
  •  Pada awalnya, bayi akan disusui sekitar setiap dua sampai tiga jam. Pada masa awal ini, bayi menghisap selama lima sampai dua puluh menit pada setiap payudara, bisa lebih cepat atau lebih lama tergantung keinginan bayi[.
  • Bayi anda mungkin hanya ingin menyusu pada satu payudara dan setelah itu tertidur.  waktu menyusui berikutnya, sodorkan payudara yang satu lagi. Gunakan peniti di BH untuk mengingat payudara mana yang terakhir. Jika bayi anda ingin menyusui dari dua payudara, berikanlah.
  • Tidak perlu dijadwal, turutilah “on demand” atau kapanpun bayi meminta minum.
  • Beberapa meminum ASI sedikit sedikit, dan sering (karena ASI sangat mudah dicerna dan diserap). Karena itu, biarkanlah bayi mengatur kapan mereka mau ASI. Tidak ada kata “jarak antar minum terlalu sebentar”, karena saat bayi mengatur asupan ASI mereka, payudara akan mengatur produksi ASI secara otomatis. Jarak antar minum setidaknya 45 menit adalah cukup normal saja untuk bayi yang baru lahir.
  • Lambat laun, jarak antar minum ini akan bertambah jarang dengan tumbuhnya bayi, hingga 2-3 jam sekali. Namun, sewaktu waktu, ada saatnya bayi mengalami lonjakan pertumbuhan (growth spurts), selama kira-kira 2-3 hari. Growth spurts itu seringkali terjadi umur 3 minggu, 6 minggu, 3 bulan, dan 6 bulan. Saat itu, bayi akan membutuhkan lebih banyak susu dari sebelumnya, sehingga dia akan meminta ASI lebih sering bahkan setiap setengah jam, selama 2-3 hari itu. Tidak apa apa, turuti saja kemauan bayi itu seberapa seringnya pun, karena payudara anda akan beradaptasi dengan membuat ASI lebih banyak lagi. Setelah beberapa hari, jarak antar menyusui akan menjadi lebih jarang kembali. Intinya, kalau menangis, itu berarti si bayi menginginkan ASI.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar